Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

5 Tipe Pengendara Motor Paling Menyebalkan Di Jakarta !!

Selama 23 tahun hidup di Jakarta, kemacetan udah jadi sarapan buat gue hampir setiap hari. Mulai dari masih kecil pas sekolah, pas ngampus, sampai sekarang yang udah meranah ke dunia kerja. Jadi, tentunya sepeda motor adalah kendaraan yang paling efektif dan efisien buat gue pakai kalau mau kemana - mana di Jakarta. Bukan tanpa alasan, tapi menurut gue pribadi kalau naik motor bisa menyelamatkan diri kita dari berbagai bahaya di masa depan (Kayak bisa nyelip saat macet parah untuk menghindari ditegur pak bos / guru karena telat) --- Untuk sekadar informasi aja, penduduk di Jakarta sekarang ada sekitar 9,6 juta. Belum termasuk sama orang dari luar yang juga kerja di Jakarta. Menurut data dari mbah google, ada 18 juta kendaraan bermotor yang masuk Jakarta setiap harinya. Kalau macet, wajar banget, kan? Nah, setelah melewati asam - manisnya rutinitas di Jakarta dan bertemu dengan banyaknya pengemudi sepeda motor setiap harinya. Ini nih, 5 tipe pengendara motor yang menurut gue pal...

Kucing Hitam

Pernah kepikiran engga kalau menjadi seekor kucing hitam? Sama seperti mahkluk apapun, mereka engga meminta untuk lahir di dunia ini. Mereka juga engga bisa memilih siapa orang tua mereka, engga bisa pilih warna kulit, engga bisa pilih warna mata, atau, negara yang diinginkan untuk lahir Tapi inilah dia, sang kucing hitam. Lahir dengan jiwa yang murni, namun diberikan sebuah stigma yang buruk. Orang - orang biasanya menghindari kucing hitam dengan berbagai alasan. Mereka bilang kucing hitam adalah kucing pembawa sial, kucing favorit para hantu, kucing paling garang dan rumor lainnya. Malangnya... Padahal, kucing - kucing tersebut masih mencari sebuah cinta yang mereka pikir mereka layak dapatkan. Sedangkan mereka kan masih disebut "Kucing" Mereka masih mengeong Mereka masih suka makan ikan Mereka senang tidur siang Mereka masih berhak untuk disayang dan hidup Tapi kenapa manusia seperti memberi 'tembok' kepada mereka (engga semuanya kok, hehe...

Blank Page

Diingat adalah hal paling menyenangkan sedunia, apalagi kalau diingat sama orang yang kita sayang. Makanya gue berusaha semaksimal mungkin agar seseorang yang gue sayang juga ingat terhadap gue. Jadi ada sebuah kenangan manis yang terlintas di pikiran mereka tentang kita dimasa itu. Gue pernah baca suatu buku tentang fase perpisahan dalam hidup manusia dan menurut gue bagus banget. Kalimatnya kurang lebih begini;  " Perpisahan ada fasenya. Awalnya terasa berat untuk melupakan, kemudian tertutup oleh kesibukan masing - masing " Seolah - olah perpisahan memang sebuah kisah klasik dalam hidup.  Seolah - olah engga ada orang yang berusaha melawan. Jadi, gue memutuskan untuk memanfaatkan setiap momen yang ada. Berusaha untuk ikut setiap jalan - jalan bareng,  bikin rencana ulang tahun pake prank ,  main game bareng,   sleepover ,  karaoke,  nonton bareng,  nongkrong bareng, bikin video di setiap event.  Hal - hal sederhana ...

Chatting bikin pusying

Dari dulu gue bukanlah tipe orang yang suka nge- chat . Gara - gara kebiasaan gue yang satu itu ini, gue dianggep sombong. Padahal enggak. Berikut kalimat yang sering gue denger karena males buka handphone buat nge -chat . "Mo, itu group chat dibaca dong." "Cek handphone oy, gue udah chat panjang lebar" "Mo, line lo aktif ga sih? "Kok lu belom traktiran sih" (Yang begini engga bakal di read sih ahaha) Tapi, gue males nge- chat  bukan tanpa alasan, dan alasannya menurut gue cukup logis loh, ini dia; 1.  Chatting engga punya intonasi Ini adalah alasan paling utama kenapa gue paling engga suka nge- chat . Intonasi menjadi penting banget ketika gue lagi ngobrol sama siapapun, apalagi kalau  face-to-face . Kalau intonasi tinggi mungkin artinya dia marah atau kesel, kalau intonasi rendah mungkin dia belom sarapan tadi pagi. Dan chatting menghilangkan itu. Contoh skema paling gampangnya begini, misalnya "Mau makan ga" Coba b...

Random Thought #2 : Layangan Yang Lepas

**** "Kenapa sih harus selalu kamu yang kesana ? Sekali - kali ajak temanmu itu kesini dong." Celoteh oma gue dari ruangan seberang pas tau gue hendak pergi lagi sama temen - temen gue. "Masak iya harus kamu terus yang berkorban?" Gue cuma diem. Gamau dan gatau mau jawab apa sama kalimat barusan Pertemanan itu harus dua arah. Kalau engga dua arah bukan pertemanan namanya. Antara kamu dimanfaatin atau kamu ada maunya aja. Engga harus bentuk fisik, saling tanyain kabar atau saling ceritain keseharian kalian aja udah cukup. Berteman itu juga harus pakai logika lho. Bukan soal untung rugi berteman dengan dia. Kalau kamu maksa untuk berjalan di satu sisi, kamu ibarat memegang suatu layangan yang udah jauh tinggi diatas. Anginnya kencang, dan seolah layangannya juga udah mau lepas terbawa sama angin. Tapi.. Layangannya kamu tahan sekuat tenaga biar engga lepas. Tangan kamu mulai pegal dan benangnya mulai menyayat kulit kamu perlahan - lahan. Tapi, kam...