Berlomba Di Jalur Yang Berbeda


****

Hampir setiap karya selalu berangkat dari sebuah masalah atau kegelisahan.

Tulisan kali ini bukan berawal dari sesuatu yang spesial. Biasa aja malah.
Bahkan lebih cenderung terinspirasi dari sebuah kejadian sederhana yang umum terjadi di Ibukota.
Beberapa pekan lalu, sepulang kerja di hari itu gue melihat kejadian yang sebenarnya biasa aja, yaitu bus antarkota ngebut - ngebutan sama metromini.

Kurang lebih seperti ini illustrasinya;

Mon maap, Illustrasi seadanya

Tapi gue menemukan suatu fakta yang lucu dari kejadian tadi. Si metromini mempunyai rute ke arah Grogol dan si bus antar kota ke arah pelabuhan Merak. Intinya kedua rute tadi berjauhan. Tapi keduanya tetap berlomba padahal lajur mereka berbeda.

Padahal, kalau bus antarkota menang/ lebih unggul saat itu, si metromini akan tetap lebih dahulu sampai ke tujuannya daripada bus tadi.
Menang di saat itu tentu saja juga engga membuat si bus antarkota menjadi juara dari metromini. Ya tentu saja karena tujuan akhir rute bus antarkota tadi memang masih jauh.

Kira - kira begini gambarannya kalau masih bingung :

Hyena ? Bodo

Kok mirip banget sama masalah yang cukup umum di zaman sekarang
Iya, hal itu bikin gue berpikir,

Mengapa mereka harus berlomba kalau berada di jalur yang berbeda ?

Maap, koreksi.
Sepertinya akan jadi lebih tepat kalau begini;

"Why do we have to race while we are not in the same paths ?"

Ya.. kita, bukan mereka.
Bukan abang supir busnya
Bukan Feni rose (Kenapa doi dah ?)
Tapi kita..

Kalau begitu, kenapa kita sebagai manusia juga harus berlomba agar memenuhi ekspektasi orang lain? Pada ujungnya rute akhir perjalanan hidup kita dan mereka akan berbeda.

Apa yang salah kalau kamu belum menikah di usia 30 tahun atau baru kuliah di umur 25 tahun?
Belajar bahasa baru di usia paruh baya?
Kenapa kita harus berlomba? Seolah - olah semuanya memang harus disama-ratakan.
Seandainya kamu menikah di usia sama seperti mereka, tidak akan membuat kamu 'menang', kan? Karena rute akhir kita berbeda, bisa jadi masih panjang atau lebih pendek.

Kadang kita harus berhadapan dengan 'macet',
atau mungkin harus mengalami 'mogok' dulu,
bisa juga 'nyasar' atau 'salah jalan',
harus mampir ke rumah kerabat dahulu,
ditilang,
atau harus di bawa ke 'bengkel'.

Apapun alasannya,
Engga apa, yang paling adalah tetap harus kembali ke lajur lomba kita.
Karena rintangan akan terus ada.

Namun, kita pasti sadar, meskipun berbeda lajur, terkadang kita diberikan kesempatan untuk sejalur yang sama dengan seseorang yang berbeda. Jalani bersama, nikmati ketika masih sejalur.

-----------

Mungkin gue bisa bicara seperti ini karena belum pernah memasuki fase mereka.
Belum pernah merasakan apa yang mereka rasakan.
Gue masih 24 tahun (Bagaikan upil dibagi empat kalau dibanding usia bumi).
Mungkin betul kalau gue engga paham soal seberapa sulit struggle kalian.

Tapi gue menulis ini kepada siapapun, termasuk diri gue sendiri.
Tulisan ini gue harap bisa menjadi sebuah pesan pengingat di masa depan ketika sedang patah semangat karena banyaknya tuntutan hidup yang berat. Juga menjadi bentuk ungkapan dari suatu pemikiran yang mungkin selalu kita dekap erat namun tak pernah terucap.
Ya, kamu engga sendirian kok.

Toh, kalau di pikir - pikir, kamulah satu - satunya juara satu di lajur kamu sendiri.
Jadi engga ada kata terlambat atau terlalu cepat untuk mencapai garis akhir. Tolak ukur kita dan mereka berbeda, dan yang tahu apa yang terbaik untuk kamu.. Ya kamu !!

Jadi, untuk kamu yang sekarang sedang berjuang..
Jangan patah semangat.
Jangan dulu.


Nikmati aja perjalanannya,
tidak perlu berlomba, toh kamu sudah jadi juaranya.

Selamat istirahat dan selamat menikmati hidup :)
Jakarta, 13 Januari 2020
[22:54]

-imonyet

*lil notes:
Ketika membuka kembali halaman blog ini, gue banyak menemukan jaringlaba2.png dan Dust.jpg memenuhi web ini. Untuk itu gue memutuskan untuk kembali menulis agar blog ini kelihatan hidup kembali.
Tapi kan web artinya jaring ya.. Hmm..
Pasti bukan, web itukan yang bau bawang.

Ooke kembali ke topik,
Beberapa minggu lalu (dibaca: 24 minggu lalu) gue iseng cobain sistem vote di Instagram untuk menentukan topik blog gue selanjutnya, yaitu antara konten yang ringan dan lucu atau Deep Thought. (*Votingnya diadain sekitar bulan Juli awal, anjir udah lama banget)

Ternyata mayoritas yang vote kebanyakan pilih deep thought. Dan tulisan ini adalah jawabannya.
Sebenarnya tulisan ini udah ditulis dari lama, tapi karena kesibukan gue (dibaca : rebahan) mengakibatkan tulisan ini harus tertunda hingga ke awal tahun baru.
(Mumpung masih seger ''New Year New Me Bullshit'' ye kan)

Yang engga gue sangka ternyata malah respon teman - teman saat itu yang sangat aktif ketika gue adain vote itu. Kaget karena itu awalnya iseng namun menuai timbal balik yang positif banget.
Terima kasih semua yang sudah meluangkan waktu dan mau membaca blog saya selama tahun 2019.

Oiya,
Happy 2 Weeks Late New Year 2020 !!
Stop bikin resolusi basi, apalagi yang kalau ditanya resolusinya jawabnya 4k. Tolong jual aja itu humor, udah oldschool banget. Windows aja masih di-update, masa jokes kamu engga :(


*supermininotes:
Anway,
Di akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020, lagi banyak film bagus yang gatel rasanya ingin diulas. Diantaranya Knives Out, Imperfect, dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Mungkin minggu ke depannya, gue ingin ulas salah satu dari film tersebut.

Stay tune gengs !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blank Page

Random Thought #2 : Layangan Yang Lepas