The Sok Bijak - Chapter 2 : Rumah Kontrakan

Gue suka bingung sama orang - orang jaman sekarang
yang ngga bisa ngebedain antara rumah kontrakan sama hati seseorang
terlalu banyak alasan untuk dibuat, yang berbasiskan kata sayang
padahal untuk tetap berada di hati sangatlah jarang.

Rumah kontrakan,
Selalu akan di isi dengan orang yang baru, sifat baru, kebiasaan baru, dan cara pergi yang baru juga
mereka datang dengan seenaknya sebagai pengganti dari orang yang pernah tinggal disitu
lalu memberikan kenangan yang manis ataupun pahit, kemudian pergi begitu saja

Ya, begitu saja..

dan untuk kesekian kalinya sang rumah kontrakan akhirnya menjadi kosong lagi
menunggu datangnya orang yang baru untuk menempatinya
dan menunggunya untuk pergi lagi

---

Sayangnya, hati ini bukanlah sebuah rumah kontrakan.
Bukan juga sebuah apartemen yang mampu di tinggali oleh banyak orang.

"Buat apa datang, singgah, dan memberi kenangan.... kalau ujungnya hanya pergi begitu saja ?"


Tidakkah terkadang hati ini perih ketika harus merelakan yang lama, sementara yang baru akan datang, dan akan pergi lagi ?

Ini bukan sesuatu yang galau kok,
ini cuma sebuah ungkapan dan pernyataan kalau mungkin kalian adalah orang yang spesial di mata orang lain. Tapi kalian gak sadar aja.
Gue berharap setelah membaca chapter ini, mata kalian menjadi lebih sedikit terbuka.

Gak salah kok mengejar tujuan hidup,
gak salah juga kalau kalian nggak pernah merasa datang ke hati siapapun

Layaknya sebuah lensa,
ketika ia fokus kepada sesuatu, sekitarnya akan terlihat blur
mungkin itulah mengapa kalian tidak menyadari hal - hal kecil seperti ini

namun ketika lensa tersebut dihilangkan fokusnya,
barulah terlihat ada banyak hal disekitarnya yang berusaha melengkapi objek foto kalian.


I dont have any intention to offense
I just wanted to share the little things I'm thinking right now
- monyet


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blank Page

Random Thought #2 : Layangan Yang Lepas

Berlomba Di Jalur Yang Berbeda