Boleh Kakaa
Guys, belakangan ini gue lagi super bingung sama suatu fenomena.
Fenomena yang gue maksud tidak lain dan tidak bukan adalahh..
"BOLEH KAKAKK"
Gue jamin kalian yang lagi baca blog ini pasti familiar sama kalimat barusan. Entah karena temen lu yang ditawarin, kalian yang jadi korbannya langsung, atau jangan - jangan LU sendiri pelakunya.
Jujur sih, awalnya engga gitu gue gubris, tapi belakangan ini gue sadar gara - gara kalimat ini udah semacam jadi sebuah 'template' dan terus diulang.
Eh, tapi sebelumnya tolong dong,
kalo ada kalian yang jadi jualan dan pakai line tadi, jujur gue mau tanya alasan kenapa harus pake kalimat "BOLEH KAKA?"
Soalnya gue engga ngerti sama logika kalimatnya.
Bingung sama yang gue maksud? Let's break it down !
Hal yang paling gue engga ngerti adalah
1. Kenapa bisa line marketing itu cuma ada di Indonesia aja !?
Mungkin buat kalian yang pernah ke luar negeri, pernah engga sih ketemu sales yang lagi jualan disana terus ngomong begini ketika jualin barang - barang mereka;
"You have my allowance, sirr"
Atau,
"You have my permission, sis"
Gue rasa kalau lu pakai kalimat itu di luar negeri, beruntung banget kalau lu masih dianggap orang gila, lah kalau dikira sama orang - orang disana PSK kan repot. Pedang Sate Kiloan maksudnya.
Mentok - mentok kalaupun di luar negeri ada yang ngomong boleh kakaa, ya kemungkinan besar pelakunya adalah orang Indonesia yang jualan disana, itupun jualannya juga ke orang Indo juga.
CMIW, ada yang pernah denger kalimat tadi di luar negeri?
Kalau ada, tulis dong di kolom komentar gimana cara mereka ngucapin boleh kakak disana (seriusann, please!)
2. Seberapa ampuh kalimat "Boleh Kakak" sampai dipakai dimana - mana
Bayangin kalian lagi ada di suatu meeting bulanan suatu perusahaan. Tiba - tiba waktu presentasi bulanan, ada tim sales yang hasil penjualannya mendadak naik signifikan banget. Padahal di bulan - bulan sebelumnya, tim mereka termasuk tim yang berada di zona merah, alias enggak aman karena target penjualannya rendah di beberapa bulan terakhir. Ternyata rahasia penjualannya bisa naik dalam waktu singkat adalah teknik penjualan "Boleh Kakak". Konon katanya, teknik ini berhasil menarik konsumen dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Kemudian teknik itu diikuti oleh semua orang.
Tamat.
Oke, kembali ke realita.
Sayangnya cerita tadi itu fiktif dan engga logis banget, man.
Tapi entahlah, hampir seluruh orang jualan yang gue temui selalu pakai kalimat yang sama.
Nah kalau mereka semua memakai kalimat yang sama,
berarti kan ada yang memulai dan ngasih tau.
Masalahnya...
3. Siapa cecunguk yang bertanggung jawab ciptain line kampret ituu
Alkisah..
Dibumi,
Disuatu benua asia,
Disuatu negara berflower,
Disuatu provinsi,
Disuatu kota,
Disuatu pasar...
Nobody : ...
Nobody : "BOLEE KAKAAA"
Satu orang beli.
Pedagang lain : *triggered*
Pedagang cimol : "BOLEH KAKKK"
Pedagang baju : "BOLEH KAKAA"
Pedagang bispak : "BOLEH KAKAKK"
Enggak - enggak, yang tadi diatas cuma imajinasi gue aja.
Tapi sumpah gue pengen nelusurin sejarahnya kalimat ini. Siapa yang nyebarin, gimana caranya kalimat ini bisa meluas, apakah disebarkan melalui perwayangan dan dongeng seperti Walisongo.
Gue jadi punya teori kalau mereka semua memakai kalimat yang sama,
berarti kan ada yang memulai dan ngasih tau.
Terus yang dikasih tau pastinya bakalan mau percaya kalau ada bukti.
Tapi kalau buktinya bikin si penjual percaya berarti..
*Illuminati sound effect*
HMM !! Menarique, kan?
Oke lanjut..
4. Secara Bahasa Indonesia juga ambigu banget (Bagian 1)
Yuk kita flashback sekilas di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, struktur kalimat pada umumnya terdiri dari subjek, predikat, dan objek. Singkatnya, subjek merujuk kepada pelaku dalam kalimat, predikat merupakan unsur penjelas yang biasanya berbentuk kata kerja, sedangkan objek adalah hasil yang dikenai oleh subjek.
YAK,
sebelum blog gue berubah menjadi perkuliahan singkat Bahasa Indonesia, intinya setiap kalimat harus ada penjelas berupa predikat dan objek. Tanpa kehadiran dua unsur tadi, kalimat yang dihasilkan bakalan engga jelas dan ya, ambigu. Persis kaya kalimat bolkak tadi. (dibaca: bole kakak)
Boleh kaka itu ambigu karena dia engga jelas. Kalo ada penjual gorengan yang nawarin dagangannya sambil ngomong "Boleh, kakaa."
Gue yang kebingungan pun membagi beberapa posibilitas dari kalimat tersebut di otak gue.
Hal pertama yang terlintas dipikiran gue adalah
"Boleh apa nih? Boleh gue ambil gorengannya? Boleh dibeli? Atau boleh dilihat, diraba lalu diterawang ?
APA MAKSUDNYAA MAS.. APAAAH !!
Atau kemungkinan kedua,
yang paling bego
YA MASA GORENGANNYA GAK BOLEH MASS !?
5. Secara Bahasa Indonesia juga ambigu banget (Bagian 2)
Bagian kedua ini sengaja gue pisah, karena konteksnya masih sama kayak bagian pertama tapi topiknya agak beda, yaitu penggunaan kalimat kakak.
Disetiap usaha pasti ada target market atau yang disebut pembeli potensial. Mereka adalah orang - orang yang ditargetkan sebagai pembeli / pasar dari produk yang dikeluarkan dari suatu perusahaan. Nah yang gue tangkep dari teknik "Boleh kakak" ini lebih mengarah kepada ibu - ibu paruh baya. Soalnya, biasanya kan ibu - ibu lebih seneng kalau di panggil kak, rasanya lebih muda.
Nah, sayangnya sales - sales ini suka engga tepat sama sasaran pasarnya.
Misalnya beberapa bulan lalu, gue punya saudara sepupu yang masih kelas 3 SD. Waktu itu dia mau beli mainan di Kidzstat*on, engga lama setelah sampai disana, SPG-nya dateng sambil bilang "Boleh Kaka" sambil tersenyum manis.
Lucunya, dirumah sepupu gue, satu keluarganya manggil dia dengan sebutan 'adek'.
Sepulang dari mall dan setelah kejadian tadi, gue perhatiin selama perjalanan sepupu gue ini jadi diem banget. Gue sempet khawatir dia krisis identitas, eh ternyata boker di celana.
Kasian.
Yah, walaupun sebenarnya tampang dari sales adalah hal yang paling berpengaruh sih. Kalau sales nya ganteng / cantik, trus siapa sih yang engga rela dipanggil 'kak' sama doi. Coba kalau sales nya jelek kaya gue, ya wasallam.
-------
Sekian.
Boleh kaka dilikes, comment, atau disubscribe.
*lil notes:
Senangnya bisa kembali menulis blog setelah beberapa bulan rehat. Sibuk juga sih, sibuk bernafas, sibuk duduk, sibuk menghabiskan perhatian untuk dia yang bahkan tak memberikan pilihan. Aouch.
But yeah, great to be back, for real !
- imonyet
Fenomena yang gue maksud tidak lain dan tidak bukan adalahh..
"BOLEH KAKAKK"
Gue jamin kalian yang lagi baca blog ini pasti familiar sama kalimat barusan. Entah karena temen lu yang ditawarin, kalian yang jadi korbannya langsung, atau jangan - jangan LU sendiri pelakunya.
Jujur sih, awalnya engga gitu gue gubris, tapi belakangan ini gue sadar gara - gara kalimat ini udah semacam jadi sebuah 'template' dan terus diulang.
Eh, tapi sebelumnya tolong dong,
kalo ada kalian yang jadi jualan dan pakai line tadi, jujur gue mau tanya alasan kenapa harus pake kalimat "BOLEH KAKA?"
Soalnya gue engga ngerti sama logika kalimatnya.
Bingung sama yang gue maksud? Let's break it down !
Hal yang paling gue engga ngerti adalah
1. Kenapa bisa line marketing itu cuma ada di Indonesia aja !?
Mungkin buat kalian yang pernah ke luar negeri, pernah engga sih ketemu sales yang lagi jualan disana terus ngomong begini ketika jualin barang - barang mereka;
"You have my allowance, sirr"
Atau,
"You have my permission, sis"
Gue rasa kalau lu pakai kalimat itu di luar negeri, beruntung banget kalau lu masih dianggap orang gila, lah kalau dikira sama orang - orang disana PSK kan repot. Pedang Sate Kiloan maksudnya.
Mentok - mentok kalaupun di luar negeri ada yang ngomong boleh kakaa, ya kemungkinan besar pelakunya adalah orang Indonesia yang jualan disana, itupun jualannya juga ke orang Indo juga.
CMIW, ada yang pernah denger kalimat tadi di luar negeri?
Kalau ada, tulis dong di kolom komentar gimana cara mereka ngucapin boleh kakak disana (seriusann, please!)
2. Seberapa ampuh kalimat "Boleh Kakak" sampai dipakai dimana - mana
Bayangin kalian lagi ada di suatu meeting bulanan suatu perusahaan. Tiba - tiba waktu presentasi bulanan, ada tim sales yang hasil penjualannya mendadak naik signifikan banget. Padahal di bulan - bulan sebelumnya, tim mereka termasuk tim yang berada di zona merah, alias enggak aman karena target penjualannya rendah di beberapa bulan terakhir. Ternyata rahasia penjualannya bisa naik dalam waktu singkat adalah teknik penjualan "Boleh Kakak". Konon katanya, teknik ini berhasil menarik konsumen dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Kemudian teknik itu diikuti oleh semua orang.
Tamat.
Oke, kembali ke realita.
Sayangnya cerita tadi itu fiktif dan engga logis banget, man.
Tapi entahlah, hampir seluruh orang jualan yang gue temui selalu pakai kalimat yang sama.
Nah kalau mereka semua memakai kalimat yang sama,
berarti kan ada yang memulai dan ngasih tau.
Masalahnya...
3. Siapa cecunguk yang bertanggung jawab ciptain line kampret ituu
Alkisah..
Dibumi,
Disuatu benua asia,
Disuatu negara berflower,
Disuatu provinsi,
Disuatu kota,
Disuatu pasar...
Nobody : ...
Nobody : "BOLEE KAKAAA"
Satu orang beli.
Pedagang lain : *triggered*
Pedagang cimol : "BOLEH KAKKK"
Pedagang baju : "BOLEH KAKAA"
Pedagang bispak : "BOLEH KAKAKK"
Enggak - enggak, yang tadi diatas cuma imajinasi gue aja.
Tapi sumpah gue pengen nelusurin sejarahnya kalimat ini. Siapa yang nyebarin, gimana caranya kalimat ini bisa meluas, apakah disebarkan melalui perwayangan dan dongeng seperti Walisongo.
Gue jadi punya teori kalau mereka semua memakai kalimat yang sama,
berarti kan ada yang memulai dan ngasih tau.
Terus yang dikasih tau pastinya bakalan mau percaya kalau ada bukti.
Tapi kalau buktinya bikin si penjual percaya berarti..
*Illuminati sound effect*
Apakah kalimat "BOLEH KAKAK" beneran mampu menaikkan hasil penjualan !?
HMM !! Menarique, kan?
Oke lanjut..
4. Secara Bahasa Indonesia juga ambigu banget (Bagian 1)
Yuk kita flashback sekilas di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, struktur kalimat pada umumnya terdiri dari subjek, predikat, dan objek. Singkatnya, subjek merujuk kepada pelaku dalam kalimat, predikat merupakan unsur penjelas yang biasanya berbentuk kata kerja, sedangkan objek adalah hasil yang dikenai oleh subjek.
YAK,
sebelum blog gue berubah menjadi perkuliahan singkat Bahasa Indonesia, intinya setiap kalimat harus ada penjelas berupa predikat dan objek. Tanpa kehadiran dua unsur tadi, kalimat yang dihasilkan bakalan engga jelas dan ya, ambigu. Persis kaya kalimat bolkak tadi. (dibaca: bole kakak)
Boleh kaka itu ambigu karena dia engga jelas. Kalo ada penjual gorengan yang nawarin dagangannya sambil ngomong "Boleh, kakaa."
Gue yang kebingungan pun membagi beberapa posibilitas dari kalimat tersebut di otak gue.
Hal pertama yang terlintas dipikiran gue adalah
"Boleh apa nih? Boleh gue ambil gorengannya? Boleh dibeli? Atau boleh dilihat, diraba lalu diterawang ?
APA MAKSUDNYAA MAS.. APAAAH !!
Atau kemungkinan kedua,
yang paling bego
YA MASA GORENGANNYA GAK BOLEH MASS !?
5. Secara Bahasa Indonesia juga ambigu banget (Bagian 2)
Bagian kedua ini sengaja gue pisah, karena konteksnya masih sama kayak bagian pertama tapi topiknya agak beda, yaitu penggunaan kalimat kakak.
Disetiap usaha pasti ada target market atau yang disebut pembeli potensial. Mereka adalah orang - orang yang ditargetkan sebagai pembeli / pasar dari produk yang dikeluarkan dari suatu perusahaan. Nah yang gue tangkep dari teknik "Boleh kakak" ini lebih mengarah kepada ibu - ibu paruh baya. Soalnya, biasanya kan ibu - ibu lebih seneng kalau di panggil kak, rasanya lebih muda.
Nah, sayangnya sales - sales ini suka engga tepat sama sasaran pasarnya.
Misalnya beberapa bulan lalu, gue punya saudara sepupu yang masih kelas 3 SD. Waktu itu dia mau beli mainan di Kidzstat*on, engga lama setelah sampai disana, SPG-nya dateng sambil bilang "Boleh Kaka" sambil tersenyum manis.
Lucunya, dirumah sepupu gue, satu keluarganya manggil dia dengan sebutan 'adek'.
Sepulang dari mall dan setelah kejadian tadi, gue perhatiin selama perjalanan sepupu gue ini jadi diem banget. Gue sempet khawatir dia krisis identitas, eh ternyata boker di celana.
Kasian.
Yah, walaupun sebenarnya tampang dari sales adalah hal yang paling berpengaruh sih. Kalau sales nya ganteng / cantik, trus siapa sih yang engga rela dipanggil 'kak' sama doi. Coba kalau sales nya jelek kaya gue, ya wasallam.
-------
Sekian.
Boleh kaka dilikes, comment, atau disubscribe.
*lil notes:
Senangnya bisa kembali menulis blog setelah beberapa bulan rehat. Sibuk juga sih, sibuk bernafas, sibuk duduk, sibuk menghabiskan perhatian untuk dia yang bahkan tak memberikan pilihan. Aouch.
But yeah, great to be back, for real !
- imonyet
Ngakak gua pas baca yg pedagang cimol dkk. Di benak gue langsung ada meme *TRIGGERED* HAHAHA good writing, sir!
BalasHapus