MENGENAL PE-JU (PENDAPAT JUJUR) !! - SEBUAH ULASAN
Dari dulu banget, gue selalu pengen bikin konten yang isinya berupa ulasan.
Nge-review lah bahasa kerennya. Cuman dulu belum tahu mau materinya soal apa.
Wacana, akhirnya ide untuk bikin ulasan tadi gue tahan dulu.
Akhir - akhir ini, gue berniat untuk kembali menulis blog setelah hiatus beberapa bulan.
Dan disaat itu juga, wacana review ini kembali popping di kepala gue.
Hitung - hitung sekalian belajar menulis sebuah ulasan film yang layak, kredibel, tapi tetap ada unsur komediknya biar tetap kasual dan ringan. Engga lama, gue mencoba brainstorming untuk menemukan nama segmen yang menarik tapi tetap okoye isinya. Di saat itulah gue jadi sering bengong sambil menerawang nama yang cocok untuk segmen baru gue ini.
"Ah-a!"
"Gimana kalau peju ?" Celoteh gue tanpa sadar saat memesan menu di suatu rumah makan.
Setengah pengunjung restoran melirik tajam ke arah gue.
"Maksudnya PeJu, Pesen jus, mbak ehehehe.." Ucap gue menimpali asal sambil tertawa canggung
"...."
"Yoshinoya engga jual jus, mas." Jawab mbak waitress-nya sambil senyum - senyum engga jelas.
"...."
Mampus.
Malu banget gue.
Akibat insiden aib tadi, gue engga ketemu orang selama 3 jam-an.
Yaa, dari paleolitikum sama neolitikum.
Sisi positifnya, gue akhirnya menemukan nama segmen yang pas untuk materi ulasan gue.
*****
So, ladies and gents..
please welcome to my new segment in this blog,
Q : Kenapa film lokal ?
Karena menurut gue, film - film lokal di Indo lagi uprising dan mulai 'berani' dalam beberapa tahun belakangan. Gue ngerasain semenjak film Comic 8 (2014), The Raid I & II (2011 & 2014), Filosofi Kopi I & II (2015 & 2017), Cek Toko Sebelah (2016), sampai ke film yang terakhir gue tonton, Single part II (2019).
Beberapa film mungkin masih jauh dari kata sempurna, tapi itu suatu bentuk kalau sineas - sineas Indo masih mau untuk terus maju dan berkembang. Premis cerita yang ditawarkan juga mulai 'berani' dan beragam. Bahkan engga jarang di beberapa film seperti Foxtrot Six (2019) udah mulai berani menayangkan film menggunakan hampir full CGI dan ceritanya cukup unik.
Eh, tapi bukan berarti semua film bioskop Indo zaman dulu jelek kok, misalnya kaya 5cm (2012), Laskar pelangi (2008), atau yang paling klasik, Petualangan Sherina (2000). Tapi rata - rata film lainnya masih dibawah standar dan ekspektasi penonton. Banyak film - film Indo zaman dulu yang gue bahkan harus mikir keras dulu bagaimana ceritanya nanti akan disajikan, misalnya yang begini;
![]() |
| (Bener - bener bikin gagal paham judulnya) |
Atau mungkin genre horror dan bermodalkan jualan paha, dada, dan tete yang repetitif kaya begini.
Ini film horror atau KFC ?
![]() |
| (Aurat mbak, aurat) |
Berbanding dengan film - film tadi,
Gue rasa era sekarang bisa disebut suatu kemajuan yang baik dalam perfilman di Indonesia.
Standar film sekarang lagi naik dan berkembang, dan gue yakin kalian ngerasain hal yang sama, tapi dari mayoritas pengalaman teman - teman gue, mereka masih takut untuk nonton, takut untuk keluarin uang, dan takut untuk di kecewakan oleh ekspektasi semata yang disajikan melalui teaser atau trailer. Ditambah lagi, banyak film garapan Hollywood yang lebih menarik dan menjanjikan.
Ya kan..
Engga ? Oke, fine.
Gue pribadi sih engga masalah kalau kalian berpikir demikian.
Malah, atas dasar masalah itulah gue memutuskan untuk membuat segmen Pe-Ju ini.
Q : Apa hubungannya review film sama minat menonton film Indo ?
Hm, gue yakin dari suatu penilaian atau pendapat mempengaruhi cara berpikir orang lain akan sesuatu. Kalau hasil dari suatu penilaian positif, pasti orang akan membuka cara berpikir yang positif juga terhadap hal itu, meskipun mungkin belum mengalami (atau dalam konteks ini: menonton) secara langsung. Tapi dengan adanya hal positif tadi, menciptakan semacam rasa 'penasaran' which is a good thing, tentang film Indo.
Yah, meskipun penilaian itu sifatnya subjektif.
Tapi gue berusaha semaksimal mungkin untuk objektif dalam menilai film - film yang bakal gue ulas. Dari segi cinemato, acting, castnya gimana, dsb. Dan kalau bagus akan gue bilang bagus, begitu pula sebaliknya.
Gue harap dari segmen ini, gue membuka mata dan pikiran orang - orang yang membaca, kalau masih banyak film Indonesia yang layak untuk di tonton.
Q : Wajib film bioskop doang nih ?
Nope. Tentu saja tydac, ferguso. Film pendek atau webseries bakalan asik banget buat di ulas, dan jangan salah, banyak webseries atau short yang dikerjakan secara serius dan hasilnya wow. Misalnya webseries SORE: Istri dari masa depan, Mengakhiri Cinta Dalam 3 Episode, atau yang paling terbaru, #JanjiTheSeries garapan sutradara Yandy Laurens atau AADC 2014: Mini drama oleh Line, sebuah spin-off mengenai Cinta dan Rangga setelah 12 tahun tidak bertemu yang tentunya berkesan nostalgik, atau animasi pendek "Moriendo" karya Andrey Pratama.
Hey..
Udah nonton film - film tadi belom?
Jadi, engga harus film bioskop dan terbuka untuk segala jenis film.
Engga menutup untuk konten lainnya yang seru diluar film buat diulas yaa.
Makanan atau travel, misalnya
Q : Upcoming film yang menurut gue bagus ?
Sejujurnya, gue agak menyayangkan beberapa film layar lebar di Indo yang menurut gue cukup menarik, tapi udah terlanjur dirilis duluan sebelum segmen ini ada. Jadinya belum sempat diulas deh.
Soalnya,
agak susah untuk nyari film Indo apalagi kalau jam tayangnya sudah lewat dan filmnya sendiri engga begitu terkenal. Misalnya seperti film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dan Keluarga Cemara yang tayang Januari awal tahun ini, atau Kucumbu Tubuh Indahku dan 27 Steps of May di bulan April kemarin.
Nah, terlepas dari film yang udah lewat..
Ada beberapa film yang menurut gue bakalan asik banget buat dinikmati di layar lebar.
Salah satunya ada yang lagi tayang sekarang loh, judulnya Ghost Writer karya sutradara Bene Dion dan produser Ernest Prakasa.
Alasan mau nonton Ghost Writer:
Film Horror-komedi dengan bumbu drama keluarga. Gimana tuh jadinya ?
Mungkin film ini adalah debut bagi Bene Dion, tapi gue yakin Ernest punya pengalaman yang cukup bagus untuk membuat drama keluarga berujung haru-manis. (Kaya buah mangga)
![]() |
| (Rencananya film ini akan gue ulas untuk kedepannya, jadi stay-tune ya !!) |
Untuk yang akan datang, film yang menarik buat gue adalah Dua Garis Biru dan Gundala.
Alasan mau nonton Dua Garis Biru:
Kalau untuk film Dua Garis Biru, premisnya menceritakan tentang hubungan remaja yang 'kebablasan' sehingga kedua belah pihak harus bertanggung jawab dan menerima konsekuensinya. Dari judulnya aja menurut gue film ini udah menjual abis dan jelas. Kelihatan banget film ini akan membahas soal apa. Itulah salah satu penyebab gue suka sama film ini. Dua Garis Biru berarti hasil positif dalam alat tes kehamilan. FYI, film ini udah menjadi kontroversi netizen sebelum filmnya rilis dengan asumsi mengajarkan remaja soal sex bebas. (WTF !?)
Tapi yang gue suka dari seputar ide cerita ini adalah hal yang realistik namun masih tabu untuk dibahas, karena kehamilan diluar nikah selalu dikaitkan dengan aib.
Tapi malah itu adalah sisi yang menarik buat gue, karena kita engga pernah tau perspektif pelaku ketika menerima kenyataannya akan seperti apa, seperti apa bentuk tanggung jawabnya, bagaimana kehidupan mereka kelak, dan gue rasa pertanyaan - pertanyaan tadi akan bisa dijawab melalui film ini. Yang berujung dengan pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu waspada terhadap pergaulan bebas.
Alasan mau nonton Gundala:
Kalau untuk Gundala, gue penasasaran dengan Superhero Indonesia. Kalau beberapa bulan lalu kita sudah menyaksikan Wiro Sableng, nanti saatnya Gundala yang akan unjuk gigi. Satu hal lagi yang membuat gue tertarik adalah sutradara Joko Anwar.
Kan doi sukses tuh menggarap film Pengabdi Setan (2017) yang bergenre horror, tapi untuk Gundala, gue penasaran hasilnya bakalan gimana.
OH IYA,
Untuk rekomendasi film lokal, gue udah siapin list-nya.
Tapi mungkin akan gue bahas lain waktu.
*BONUS*
Q : Kenapa namanya Pe-Ju ?
( ͡° ͜ʖ ͡°)
Hal pertama ya karena namanya sangat 'catchy'.Ya seperti ketika lu melihat Sushi Miyabi aja gitu, pasti tertarik dari nama dulu terus penasaran dan ingin tahu lebih lanjut kan? Prinsipnya sama kok hehe..
Terus di segmen Pe-Ju ini memang sengaja engga gue tambahin kata 'oleh' atau 'by' atau 'karya', seperti di ulasan - ulasan orang lain pada umumnya. Kenapa? Ya misalnya gue bikin judul "Pe-Ju karya Ivan Yoshua". Ntar kesannya blog ini adalah blog binal yang isinya hanya memamerkan berbagai macam
Kedua,
Ada perbedaan antara nama 'catchy' segmen gue dengan judul film - film indo yang ambigu diatas, dibalik namanya yang *uhuk* begitu, tapi maksud dan tujuannya segmen ini jelas tertulis sebagai Pendapat Jujur. Jadi kepanjangan inilah yang menetralisir suudzon orang dan memperjelas apa yang mau ditampilkan dalam segmen ini.
OH IYA,
penting nih, karena ini pendapat, jadi mau bagaimanapun se-objektif apapun gue mengulas sesuatu disini, sifatnya tetaplah subyektif, personal, dan tentu saja juga bisa salah maupun berbeda dari yang lainnya.
*lil notes:
Akhirnya gue ngeblogging lagi untuk update hari ini
Gimana liburan lebaran kalian ? Semoga habis lebaran bukan badan kamu yang lebaran yak! (dibaca : lebaran bukan lebar-an)
Masih berhubungan soal lebaran, gue mau minta maaf kalau ada salah - salah yaa.
Selamat kembali masuk ke rutinitas, guys !!
-imonyet







Komentar
Posting Komentar